DHARMA SHANTI TINGKAT KOTA MATARAM TAHUN SAKA WARSA 1937 BERLANGSUNG MERIAH
Berbagai kegiatan yang menjadi bagian dari perayaan Hari Nyepi Tahun Saka Warsa 1937 di Kota Mataram mencapai puncaknya pada Kamis (16/4) dengan diadakannya Dharma Shanti tingkat Kota Mataram yang bertempat di Balai Kesenian Taman Mayura, Mataram. Dharma Shanti bersama ratusan pegawai Hindu lingkup Pemerintah Kota Mataram ini dihadiri oleh Walikota Mataram H. Ahyar Abduh, Wakil Walikota Mataram H. Mohan Roliskana, Ketua DPRD Kota Mataram H. Didi Sumardi, jajaran pejabat lingkup Pemerintah Kota Mataram, tokoh lintas agama, dan tokoh masyarakat di Kota Mataram.
Mengawali kegiatan Dharma Shanti, Ketua Banjar Dharma Yasa yang menaungi seluruh pegawai Hindu lingkup Pemerintah Kota Mataram Drs. I Nyoman Suwandiasa, MH menyampaikan ucapan terima kasihnya atas dukungan Walikota Mataram dan jajaran Pemerintah Kota Mataram selama ini terhadap perkembangan umat Hindu di Kota Mataram. Dukungan ini terlihat dari suksesnya pelaksanaan pawai Ogoh-Ogoh setiap tahun, berdirinya Gedung Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI) di Karang Jangkong, maupun dukungan dana saat ada kegiatan keagamaan seperti Mulang Pekelem, Utsawa Dharma Gita, maupun penanganan konflik terkait agama yang sempat terjadi di Kota Mataram.
Walikota Mataram dalam sambutannya menyampaikan rasa syukurnya karena walaupun penduduk Kota Mataram komposisinya heterogen, namun suasana kebersamaan dan kedamaian sangat terasa. ”Kemajuan yang kita rasakan selama ini adalah karena semangat kebersamaan yang sangat kuat dalam diri masyarakat Kota Mataram. Saya berharap semangat kebersamaan ini bisa terus terjaga, terlebih sebentar lagi kita akan mengahadapi pesta demokrasi di bulan Desember. Sehingga, semangat kebersamaan ini harus menjadi motivasi bagi kita semua untuk membangun Kota Mataram lebih baik lagi ke depannya,” pesan Walikota.
Sedangkan, Ketua Dharma Upapatti PHDI Nusa Tenggara Barat Ida Pedanda Gde Kerta Arsa dalam dharma wacananya mengingatkan bahwa umat manusia diciptakan dari dua unsur yaitu kerohanian dan kebendaan sehingga manusia mempunyai sifat baik dan buruk. Sifat buruk yang tercermin dalam 6 hal yang merupakan musush dalam diri dan disebut sadripu adalah Krodha (kemarahan), Loba (keserakahan), Kama (nafsu), Mada (kesombongan), Moha (kebingungan), dan Matsarya (iri dengki). Keenam musuh dalam diri manusia ini bisa dilawan dengan etika, tapa (pengendalian diri), dana punia (sedekah), belajar, tirtha yatra, diksa, dan yoga. Melalui Catur Brata Penyepian pula diaharapkan umat Hindu bisa membangunkan spiritual diri untuk mampu menegakkan dharma dan mulat sarira (introspeksi diri).